Kamis, 31 Januari 2013

DEMI IBU...


Saat Ku pergi meninggalkannya
Kulihat Tetes Bening Yang mengalir di Pipinya
Ku palingkan muka dan pandanganku..
Seakan ku mati rasa,kutahan tangisku dihadapannya..

Semua Ini Demi Ibu
Aku gak mau terlihat lemah dihadapannya..
Karna tangisku akan membuatnya lbih bersedih..
Langkah demi langkah smakin mnjauh
Antara batasku dan jaraknya..

Ibu..
Maafkan aku..
Aku pergi demi membahagiakan ibu
Walau ku tau kpergianku mnyisakan tangis dan ksdihan..

Ibu..
Akan ku ingat sllu nasehatmu walau jarak diantara kita smakin jauh..

Ibu..
Kasihmu abadi di sini,di hatiku dan dihari2ku
Walaupun terpisah dngan jarak dan waktu..

Ibu..
Tangismu bagaikan motivasi hidupku..
Ku blajar tegar dari tetesan airmatamu..
Ku blajar bersabar dari gelisah malan dan harimu

Ibu..
Kaulah sgalanya dalam hidupku..
Ku akan kembali dan mngembalikan snyumu yang dulu trenggut dngan perpisahan kita..

*bahagiaku adalah jika mlihat ibu bahagia :)


Akhi,ku tunggu pinanganmu!!! =============★==========



Bismillahirrahmanirrahim…

Akhi..

(☆)Tak ingin ku termangu dalam penantian panjang, hanya menunggu engkau untuk menjemputku.

(☆)Kadangkala aku menangis tersedu, mengingat usia yang kian mendekati masa di mana pesona kian memudar. Aku takut bila engkau tak besegera, aku tak mampu menahan waktu atas Nya. Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu 
pinanganmu..

(☆)Jangan engkau puja puji aku bila pujianmu hanyalah janji-janji yang tak menentu. Hanya membuatku terlena dan terbuai hingga aku lupa bahwa kita sedang bermaksiat.

(☆)Kau puji diri ini, tapi kau hanya ingin membuatku tersenyum dan makin terbuai rayuanmu. Tidak.. tidak akhi, ku ingin kau puji setelah kau halal kan aku. Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..
Akhi..

(☆)Tak akan ku langgar iffah ini dengan ajakan khalwat dari mu. Engkaupun sebenarnya tahu, hal itu hanya akan menimbulkan badai kelabu yang membuat kita tak berdaya karna pihak ketiga yang tak lain syetan yang ada di dekat kita. Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..

Akhi..

(☆)Jagalah sikapmu padaku, maka akan ku jaga sikapku padamu, karena aku lemah akan sanjunganmu. Kecintaan ini ingin aku persembahkan kelak untuk suami,cinta nan kasih ini yang akan ku tuai untuk mencari ke ridhoan suami kelak.

(☆)Jadi bagaimana mungkin aku mencinta hal yang tidak halal bagiku, tentu Allah tak akan pernah ridho padaku. Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..

Akhi..

(☆)Jilbabku untuk melindungi kehormatan diri, santunku untuk menjaga iffah diri . Jangan kau lenakanku agar lepas kehormatan di hadapanmu sebelum engkau halal bagiku.

(☆)Aku ingin engkau ikut menjaga kehormatan diri ini dengan menjagaku, bukan malah membawaku pada kenistaan. Agar kau mampu menjagaku secara utuh, Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..

Akhi..

(☆)Aku memang tak sesempurna Aisyah dalam kecerdasan nya ataupun Fatimah dengan kelembutannya. Tapi ku akan berusaha cerdas layaknya Aisyah dalam naunganmu dan ku akan berusaha selembut Fatimah dalam menenangkanmu.Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..

Akhi..

(☆)Kau memang tak sehebat Ali ataupun sekuat Umar,tapi kau akan menjadi hebat layaknya Ali ketika kau menjagaku dalam kelemahanku dan kau akan sekuat Umar agar ku tidak selalu menjadi tulang yang bengkok.

(☆)Aku butuh imam yang bisa menjaga ke imanan,bukan yang mebawa kami pada jurang maksiat. Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..

(☆)Sungguh, aku memang tidak mampu menahan kala diri ini jatuh hati, tapi aku tak akan mengobral pesona hanya karna cinta yang menuntut nafsu pada keramahan syetan . Bukanlah jatuh cinta bila kau mengajakku pada kemaksiatan.

(☆)Bila kau memang jatuh cinta padaku, jangan kau bebankan deritamu pada hati yang akan memuntutmu untuk berbuat nista. Ijinkan ku menjaga hatimu, agar kita bisa menjelang bersama Jannah Nya. Maka datangilah waliku akhi..ku tunggu pinanganmu..

“Wahai jika engkau memiliki cinta
Dan telah terdorong dengan kerinduan Maka anggaplah jarak perjalanan itu dekat Karna kecintaan dan kerelaanmu pada penyeru
Ketika mereka menyeru..!! Maka katakanlah,kami penuhi panggilanmu.
Seribu kali dengan sempurna
Janganlah kau berpaling
Hanya karna melihat gerimis
Jika engkau melihatnya “( Fii Zilalil Mahabbah )”

□♥□Cinta Sejati Seorang Muslim□♥□


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 

Di malam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya… seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri bingung…. hari sudah larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk. Namun, tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap
 di tempat tidur suaminya. Dengan setia ia ingin tetap menunggu… namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan Sang suami tercinta belum juga datang.
Tak berapa lama kemudian….

Seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana.
Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut.

Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa.
Namun, ketika akan mengetuk pintu… terpikir olehnya Sang istri yang tengah terlelap tidur…. ah, sungguh ia tak ingin membangunkannya.

Tanpa pikir panjang, ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbannya di depan pintu dan berbaring diatasnya.

Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, Sang suami lebih memilih tidur di luar rumah..
di depan pintu… dengan udara malam yang dingin melilit…
hanya beralaskan selembar sorban tipis.
Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi..
karena tak ingin membangunkan istri tercinta.

Subhanallah,,,

Dan ternyata, di dalam rumah..
persis dibalik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya..
Sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar sang istri di balik pintu.
Tak terlintas sedikitpun dalam pikirinnya tuk berbaring di tempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang.

Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu Sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu Sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.

Malam itu… tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana… karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan.. Sang Istri rela mengorbankan diri terlelap di pintu demi kesetiaan serta hormat pada Sang suami dan Sang suami mengorbankan diri tidur di pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada Sang istri.

Dan Nun jauh di langit….
ratusan ribu malaikat pun bertasbih….
menyaksikan kedua sejoli tersebut…

Betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona…
saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati…

Apakah ini kisah nyata??

Iya bener. Ini kisah nyata::

Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW dan Sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah RA binti Abu Bakar As-Sidiq.
Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.
===========================

Subhanallah ya kawan... kita bisa simpulkan dari cerita diatas sebuah kesetiaan dari seorang istri dan cara menghargai dari seorang suami..

Rabu, 30 Januari 2013

♥♥♥♥RAHASIA DIBALIK JILBAB ANNISA♥♥♥♥



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim 


Ini cerita tentang adikku Nur Annisa, gadis yang baru beranjak dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji.


Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil diantara mereka. 

Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras: “Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan ”, bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis, lirih terdengar doanya: “Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah “.

Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri, (bukan Effendy Khoiri lhoo, entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid.

Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku: “Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli ?

“..hus aku jawab sambil lalu” kalau kamu mau tau datangin aja langsung kerumahnya”. Eehhh, tuuh anak benar benar datang ke rumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku, kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu, mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.?

Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab yang panjang, rok panjang, lengan panjang. Aku sendiri tambah bingung campur syukur kepada Allah SWT karena kulihat perubahan yang ajaib. Ku bilang ajaib karena dia berubah total.

Tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan, kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islam yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku, tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur’annya, sholat sunat nya, dan yang lebih menakjubkan lagi, bila teman ku datang dia menundukkan pandangannya. Segala puji bagi Engkau ya Allah SWT jerit hatiku..

Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun). 

Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada Allah SWT agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku: “Dhi, adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya “..Tak dapat kutahan air mata ini…

Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya. Diary yang selalu dia tulis, diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi selembar, hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku. 

Perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri. Disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini :

Annisa : {Aku berguman, wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari) Ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik.

Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati.

Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik.

Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya.

Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana?

Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita.

Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan.

Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami.

Annisa : Apa itu hakekat jilbab ?

Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin.Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu.

Hijab lidah kamu dari berghibah (gosip) dan kesia siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT.

Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat.

Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk.Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh.Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat.

Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab.

Annisa : Ibu aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya.

Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT.

Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan.

Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita.

Ketika seluruh Nabi ketakutan.

Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada dialam ini.Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya.

Pada saat itulah manusia baru tersadar, saat keringat karena rasa takut yang amat sangat luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalanny., 

Ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab.

Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah SWT. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!!

Sampai disini aku baca diary nya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain mahramnya. 

Wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah SWT, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia-sia tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary.

Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah SWT menerima Adikku di sisinya, Amin, Subhanallah.

Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, adik-adikku dan Anak-anakku yang dimuliakan oleh Allah SWT. Khususnya kaum hawa. Saya mengharap kisah nyata ini bisa menjadi iktibar, menjadi pelajaran bagi kita , bagi putri-putri kita semua. Semoga meresap dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk, memberi Rahmat, hidayah bagi yang membaca dan menghayatinya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kita untuk menjalankan (memenuhi) segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa-apa yang dilarang-Nya, dan mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa’at di hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien.

Wallaahu a’lam bish shawab, billaahi taufik wal hidayah....

Rabu, 23 Januari 2013

Kami Merinduimu Ya Rasulullah


Ya Rasulullah Kami Merinduimu,
Walaupun Tidak Pernah Melihat Wajahmu,
Namun Kami Beriman Dan Mencintaimu,
Tetap Terpahat Walaupun Dunia Membelenggu  ...


Ya Rasulullah Engkau Sungguh Mulia,
Namamu Harum Di Singgahsana Syurga,
Diutus Sebagai Rasul Pemimpin Ummah,
Perjuangkan Tuhan Sekelian Alam Semesta ,


Sejarah Menceritakan Segalanya,
Bahawa Akhlakmu Indah Mempesona,
Sehingga Allah Memuji Perilakumu,
Kebenaran Dalam Quran Mukjizat Agungmu...


Oh Rasulullah, Indahnya Peribadimu...
Cahaya Diatas Cahaya,
Nikmatnya Alam Rahmat Tuhanmu...

Rindumu Kepada Perindu Dirimu,
Mengenangkan Akibat Yang Bakal Berlaku,
Di Akhir Zaman Tanpa Dirimu Disisi,
Adakah Iman Masih Teguh Dihati
Seperti Yang Terungkap Di Hadapan Sahabat Sejati...


Ya Allah, Sampaikan Selawat Dan Salam,
Buat Nabi Muhammad Rasul Pemimpin Ummat,
Mengenangkan Pengorbanan Dan Perjuangan Baginda,'
Membuatkan Kami Semakin Rindu Padanya...


Rindunya Kami Kepada Rasulullah Tercinta,
Seperti Merindui Kekasih Yang Kian Lama Berpisah,
Rindunya Kami Kepada Baginda,
Teringin Sekali Menatap Wajahnya...
Teringin Sekali Menatap Wajahnya...(",)


Shallallahu Robbuna Ala Nuril Mubin
Ahmadal Mustofa Saiyyidil Mursalin,
Wa Ala Alihi Wa Sohbihi Ajmain..
Walhamdulillahirobbil Alamin.

Selasa, 22 Januari 2013

YA ALLAH AKU MENANGGIS.....



Bismillahirrohmaanirrohiim

astagfirullahal’adziim....
astagfirullahal’adziim....
astagfirullahal’adziim...

ya Allah lembutkanlah hatiku yang mulai mengeras
ya Allah terangkanlah hatiku yang mulai meredup
ya Allah luaskanlah hatiku yang mulai menyempit
ya Allah kuatkanlah hatiku yang mulai melemah

ya Allah hanya Engkau tempat terpantas bagiku untuk berkeluh kesah dari segala kegundahanku
ya Allah hanya Engkau tempat terbaik bagiku untuk bersandar dari segala kelemahanku
ya Allah hanya Engkau tempat terindah bagiku untuk meminta pertolongan dari segala kekuranganku
ya Allah hanya Engkau tempat terkuat yang membuatku tegar dalam menjalani kehidupan ini

ya Allah aku merindukan kedekatan hatiku padaMu
ya Allah aku merindukan belaian kasih sayangMu dalam keseharianku
ya Allah aku merindukan ketentraman hati yang Engkau janjikan
ya Allah aku merindukan keberkahan yang Engkau berikan kepada insan pilhanMu

ya Allah aku menangis….
ya Allah air mata ini saksi bisu dari kegalauan hatiku
ya Allah air mata ini saksi bisu dari kerinduanku
ya Allah air mata ini saksi bisu dari kegelisahanku
ya Allah air mata ini saksi bisu dari kecemasanku

ya Allah kenapa aku menjadi penakut seakan tidak yakin atas kebesaranMu
ya Allah kenapa aku menjadi lemah seakan tidak yakin atas kekuatanMu
ya Allah kenapa aku menjadi putus asa seakan tidak yakin atas kuasaMu
ya Allah kenapa aku menjadi hampa seakan tidak yakin atas keluasanMu

ya Allah aku menangis mengingat segala kelakuanku
ya Allah aku menangis mengingat segala kekuranganku
ya Allah aku menangis mengingat segala dosaku
ya Allah aku menangis mengingat semua aibku

ya Allah ampuni segala dosaku duhai yang maha pengampun
ya Allah tutupi semua aib-aibku duhai yang maha menutupi aib
ya Allah angkatlah derajatku duhai yang memiliki kerajaan
ya Allah bimbinglah kami meuju jalanMu, duhai yang memiliki kebenaran

ya Allah aku menangis …. menangis dibawah kekuasanMu
ya Allah aku menangis …. menangis dibawah kebesaranMu
ya Allah aku menangis …. menangis dibawah kelembutanMu
ya Allah aku menangis …. menangis dibawah kemurkaanMu

ya Allah aku menangis ….

Jumat, 18 Januari 2013

*10 LOGIKA PENANGKAL PACARAN ISLAMI*


Pacaran Islami ? Pacaran islami adalah istilah yang diusung segelintir orang mengaku islami tapi tapi sebenarnya mengaduk-ngaduk mana yang hak dan mana yang bathil. No offense dan saya tak bermaksud memusuhi, tapi sepertinya istilah pacaran Islami dijadikan label bagi siapa ikhwan akhwat yang saling memiliki ketertarikan khusus dan mereka menginginkan hubungan mereka lebih dekat. Mereka mengaku tahu agama tapi menafsirkan dalil-dalil Quran dan Hadits sesuai hawa nafsu sendiri. Berbagai  label muncul demi menghalalkan esensi dari pacaran, mulai dari “pacaran islami”, “hubungan tanpa status”, hingga label “kakak adik”. Naudzubillah min dzalik!

Pertama, orang yang mengaku pacaran Islami akan berkata kalau: Pacaran adalah “Persiapan Menikah” Benarkah?

Jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” berarti seharusnya bukan istilah “Pacaran Islami” yang diusung, tapi “Pernikahan Dini” Hehehe.. karena kenyataannya anak SD, SMP, SMA pun pacaran menjamur. Apakah mereka akan segera menikah sementara mereka lulus kuliah pun masih lama?? Mungkin mereka baru akan menikah 10 hingga 20 tahun kedepan. :P

Kedua,  jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” tanyakan pada mereka kapan mereka akan menikah? Biasanya mereka akan berkata setelah mengenal satu sama lain. Dan pacaran Islami adalah ajang perkenalan. Benarkah?

Maaf.. ehem2. Lihat realitanya, dalam pacaran orang seringkali menutupi kekurangannya dan berusaha menampilkan yang baik-baiknya saja. Jadi sulit dikatakan penjajagan. Pacaran lebih banyak yang dibuat-buat.

Ketiga, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah”, tanyakan pada mereka apakah karena mereka yakin bahwa pacar itu adalah jodoh mereka? Benar-benar yakin?

Mereka mungkin menjawab kalau mereka tidak yakin (jujur nih). Faktanya dari survey UKDating, hanya 1 dari 25 wanita yang menikah dengan pacarnya (Artinya 96% Pacaran akan putus!). Jika mereka tidak yakin, lalu apa yang sedang mereka persiapkan? "Cinta"? Hmm... harus jujur yaaa.... apakah dengan persiapan menikah ini tanda mereka sudah mampu berkeluarga? Sudah bisakah membiayai anak sakit dan sekolah? Membiayai hidup keluarga tanpa bantuan orang tua? Apakah semua kebutuhan hidup itu terpenuhi hanya dengan modal "cinta"?

Mungkin sebagian berkata mereka sudah mampu, good, lalu segera menikah bukankah lebih baik? Lihat realitasnya, anak SD, SMP, SMA dan bangku kuliah pacaran Islami menjamur. Apakah ini persiapan menikah, bagaimana mau membiayai anak sementara membiayai diri sendiri belum mampu?

Jika mereka menjawab kalau mereka yakin, benar-benar yakin bahwa pacarnya itu adalah jodohnya, tanyakan pada mereka, apakah mereka sudah melihat takdirnya ke lauh mahfudz?

Keempat, pelaku pacaran islami akan berkata kalau pacaran lebih baik dari ta’aruf. Dengan 1001 alasan mereka berkata bahwa kita tidak dapat mengenal pasangan baik buruknya lewat ta’aruf. Benarkah?

Inilah yang paling saya tidak suka, saat dibutakan maksiat maka nafsunya mengakalinya. Jika begini tanyakan padanya apakah dia benar-benar tahu apa itu ta’aruf? Bagaimana prosesnya? Bagaimana bentuknya? Tata krama? Siapa saja yang terlibat? Apa data otentik bahwa orang yang menikah dengan pacaran lebih baik daripada tanpa pacaran lebih dahulu? Saya jamin 99,999% mereka akan dibingungkan dengan diri mereka sendiri atau mereka tak menjawab. 

Kelima, jika pacaran adalah “Persiapan Menikah” tanyakan pada mereka apakah agar pernikahan itu akan langgeng dan harmonis?

Mereka mungkin akan menjawab, pacaran itu ibarat menanam benih-benih cinta dan menikah tinggal memetik buahnya. Ya, mereka akan berkata biar pernikahannya langgeng. Tapi mengapa pada realitany 95% kasus perceraian yang terjadi, pelaku perceraian pacaran dulu sebelum nikah. 95% perceraian dan sebelumnya pacaran!

Bukankah pacaran lebih mirip habis manis sepah dibuang? Mirip permen karet bekas? Yang manisnya berangsur-angsur hilang saat pacaran dan pas nikah tinggal bekasnya?

Keenam, jika mereka menjawab: Tidak seperti itu! Tidak seperti habis manis sepah dibuang tapi semakin dimakan semakin manis!

Hiii... serem juga yang kayak gini. Mereka berkata semakin lama semakin manis menandakan semakin diminum semakin haus. SMSan tak cukup... teleponan. Beranjak ketemuan, berduaan, berpegangan tangan, tak puas, lalu... cium kening, cipika cipiki, cium bibir, di kamar berduaan dan naudzu billah min dzalik! Kan semakin lama... semakin manis??

Mereka berkata tidak seperti itu... Cuma ketemuan tapi bisa jaga diri koq. Ehem.. Tapi semua orang yang berzina pun pada awalnya berkata “Cuma...” “Cuma sms-an” “Cuma ketemuan” “Cuma pegangan tangan” “Cuma pelukan” Mana ada mesra-mesra kalau gak ujung-ujungnya zina juga (zina mata, zina hati, zina pendengaran, dll)

Semakin dimakan semakin manis, apakah akan dimakan sampai habis?? Makanya banyak peristiwa diputusin pacar yang beragam responnya mulai dari gaya film Korea hingga film Psikopat. Dan yang paling murahan adalah gaya teror perasaan : bunuh diri. Kenapa? Karena gak siap kenikmatan mereka dihentikan.

Ketujuh, jika mereka menjawab: Tidak seperti itu! Yang kami lakukan adalah pacaran Islami dan tidak ada dalil qath’i yang melarang pacaran. Yang ada adalah mendekati zina. Kami tidak akan melakukan hal-hal yang mendekati zina!

Memang betul kaidah ushul fiqh: asal muamalah adalah boleh sampai datangnya dalil yang mengatakan keharamannya. Tapi sangat lucu kalau mereka berkata tak ada dalil yang melarang pacaran. Ya jelas tak ada. Lha wong istilah itu baru-baru muncul.  Sama seperti hukum rokok yang tidak ada dalil qoth’i yang melarang tapi ulama melarangnya karena merusak tubuh, mubadzir, dan lebih banyak mudhorotnya.

Memang tak ada dalil qoth’i, tapi banyak dalil lain yang mengarah pada esensi pacaran itu sendiri:

-          Perntah Allah menundukkan pandangan kepada lawan jenis (Ghadul Bashor)
-          Perintah Rasul untuk menghindari berdua-duann dengan lawan jenis karena yang ketiganya adalah setan.
-          Perintah Rasul lebih baik ditusuk jarum besi daripada memegang yang bukan mahram
-          Perintah tentang menjauhi zina sementara zina itu ada berbagai macam :Zina mata, zina hati, zina telinga, zina tangan, dll. Baca dalil-dalil haramnya pacaran lebih banyak lagi disini Dalam Islam Pacaran Itu Haram

Walaupun dibumbui Islami (Tidak sampai berpegangan dan berciuman), tapi pasti ada interaksi intens berdua, saling memandang, curhat, dll. Jadi jangan mengutak-atik dalil sesuai dengan keinginan hawa nafsu sendiri tapi berdasarkan para ulama dan salafus shalih karena mereka adalah pewaris nabi.

Oke, jika mereka berkata tidak zina mata, zina hati, mulut, mata, pendengaran, tangan, dll. Tidak saling merindukan, berangan-angan, apalagi berpegangan. Tidak mengarah pada perzinaan. Kalau begitu disempurnakan tidak pacaran bukankah lebih oke? Islam itu harus kaffah, mengamalkan setiap syariatnya itu jangan setengah-setengah, kalau enggak entar masuk surganya setengah-setengah. Hehehe :P

Kedelapan, tanyakan pada pelaku pacaran Islami, bukankah mereka punya akal untuk membedakan mana pasangan yang baik dan mana yang buruk? Mereka akan berkata, tentu saja mereka punya akal untuk membedakan.

Kalau gitu katakan pada mereka, pada kenyataannya orang-orang yang benar-benar paham agama dan mengamalkannya tidaklah berpacaran. Bukankah begitu? Apakah Rasul dan bunda Khadijah  pacaran dulu? Tidak! Rasul ta’aruf. Apakah Fathimah dan Ali pacaran dahulu? Tidak! Walaupun mereka sebelum menikah saling menyukai tapi mereka baru tahu hal itu setelah menikah! Mereka tidak pacaran.

Jadi mereka punya akal kan? Bahwa mereka tidak bisa menemukan suami atau istri yang baik dan paham agama lewat pacaran.

Kesembilan, katakan pada pelaku pacaran Islami terlalu takut gak dapat jodoh (takut gak laku), pelaku pacaran islami mungkin berkata tidak demikian. Benarkah?

Mereka akan berkata bahwa mereka bisa mencari pacar lain dan bukan karena mereka takut gak laku. Kalau gitu, katakan saja pada mereka kalau Allah sudah menetapkan jodoh setiap hamba-Nya. Namanya sudah tertulis bahkan sebelum menarik napas pertama, dan jodoh itu sekufu. Dalam surat An-Nisa, laki-laki baik untuk perempuan baik-baik dan laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula.

Jadi kalau mau cari jodoh yang baik, yang terpenting membenahi diri dulu untuk menjadi lebih baik. Pacaran hanyalah membuang-buang waktu produktif. Akhirnya... jawaban yang paling jujur adalah pacaran memang buat have fun aja.

Kesepuluh, mereka mungkin berkata: Tidak! Tidak seperti itu. Walau berpacaran kami tetap saling mengingatkan satu sama lain untuk tidak lupa sholat dan belajar.

Ya, inilah salah satu alasan utama pacaran islami: Dakwah. Perlu ditekankan: Tidak ada dakwah antara ikhwan akhwat bukan mahram. Bagaimana mau mendakwahi orang lain sementara mendakwahi diri sendiri belum mampu untuk menjaga hijab??

Justru alasan berdakwah ini adalah salah satu jalan kemaksiatan yang lebih berbahaya daripada orang-orang fasik yang secara terang-terangan. Kenapa? Karena mereka tahu perbuatan mereka itu salah dan itu merupakan langkah awal untuk memperbaiki diri. Sementara alasan berdakwah tidaklah demikian karena mereka berpikir bahwa kemaksiatan itu adalah ibadah.

Tidak ada daging babi halal hanya karena baca bismillah. Begitu pula tidak ada istilah pacaran islami. Jika ada pacaran islami, suatu saat nanti akan ada istilah judi islami, khamr islami, riba islami, mencuri islami, konser musik islami, dll beralaskan untuk kegiatan yang islami. Naudzubillah. Awalnya saja sudah tidak berkah bagaimana akhirnya?

Ibarat air susu dicampur air comberan. Walaupun susu, tapi karena dicampur air comberan tetap saja tidak ada yang mau minum kan? Begitupula, jangan mencampurbaurkan antara haq dan bathil. Yang baik dan yang buruk.

Senin, 14 Januari 2013

BAGAI POGON YANG DAUNNYA JATUH DAN TAK BERUBAH


Sejak kecil, Riska hidup di keluarga yang sederhana. Kesederhanaan itu membuat dia selalu bersikap rendah hati. Tak bisa membayangkan gadis berusia sepuluh tahun ini sudah bersanding dengan masalah kehidupan yang amat berat. Tak sedikit para tetangga yang merasa iba padanya. Keadaan seperti itu yang membuat dia tetap semangat untuk hidup. Hidup memang suatu proses yang harus dijalani.

Bapaknya hanyalah seorang pedagang bakso tusuk yang kerjaannya berkeliling di sekitar kampung, atau terkadang menyandarkan sepedanya di depan gerbang sekolah dasar kampung setempat. Penghasilan yang didapat pun tak seberapa. Sedangkan ibunya yang baru dua tahun silam ini meninggal dunia karena penyakit asma, hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang sesekali mencari pekerjaan dengan menjadi buruh tani, atau mencari kayu bakar di pegunungan kampung setempat.


Hidup mengajarkan Riska untuk menjadi gadis yang tagar. Dulunya orang tua Riska adalah seorang guru ngaji, mereka terhitung orang yang biasa, mereka tak pernah lepas mengajarkan anak-anaknya pendidikan agama. Karena letak rumah Riska yang jauh dari mushola kampung, terlebih masjid besar, maka Riska tak pernah datang ke mushola atau masjid untuk belajar mengaji. Bapaknya selalu bilang, “Jangan takut nak, asal Riska tahu Bapak tidak akan membiarkan anak Bapak buta agama.”

Seiring dengan berputarnya roda kehidupan, keluarga sederhana ini pun mengalami tingkat perekonomian yang amat terpuruk. Pak Selamet, begitu biasa orang memanggil bapaknya Riska kini tak bisa berjualan lagi. Hasil jualannya selama ini tidak menghasilkan keuntungan, yang ada untuk membeli bahan dasar bakso tusuk tersebut mereka menghutang kesana kemari, hingga sekarang tak ada lagi yang mau meminjamkan uangnya pada keluarga Pak Selamet.
“Pak kok gak jualan lagi?” tanya Riska dengan polosnya.
“Kita tak mendapat keuntungan dari jualan bakso tusuk itu nak, mungkin Allah memilihkan jalan yang lain untuk keluarga kita mendapatkan rezeki.”
Gedis kelas 4 SD ini hanya bisa menatapi bapaknya yang pergi berlalu tanpa berkata-kata lagi sambil membenarkan kerudungnya yang kebesaran.

Musibah pun terus datang silih berganti. Kini kakaknya, Meita sakit parah. Setelah membawanya pada Pak Mantri (sebutan orang yang ahli dalam bidang kesehatan di kampung setempat), ternyata kakaknya disarankan untuk dibawa ke rumah sakit dengan tidak memberikan alasan yang jelas. Pak Mantri hanya menyebutkan kata-kata singkat, “mungkin ada gangguan pada ginjalnya”
Langsung saja setelah mengetahui hal tersebut, mereka mengayuh sepeda kumbangnya menuju rumah RT setempat. Mereka memohon untuk dibuatkan surat keterangan miskin agar dapat membawa anak pertamanya itu ke puskesmas, karena letak rumah sakit sangatlah jauh di kota besar sana.

Akhirnya sekolah Riska pun terganggu, karena dia harus menunggui kakaknya di puskesmas.
“Kakak harus sembuh ya, bapak sedang mencari uang untuk pengobatan kakak.”
Gadis kecil ini pun terus berada disamping kakaknya dengan tak henti-hentinya berdoa. Tak jarang gadis ini mengaji dan membacakan sholawat nabi untuk kakaknya. Orang-orang yang dirawat satu ruangan dengan kakaknya itu pun merasakan ketenangan hati dengan mendengarkan Riska mengaji, walau suaranya lirih dan lembut. Tapi Riska mengaji menggunakan hati, suaranya dalam sekali hingga sesekali air mata mengalir di pipinya yang imut itu.

Tiba-tiba seorang ibu-ibu menghampiri Riska.
“Nak kau bangus sekali mengajinya, belajar mengaji dimana?”
“Saya diajari oleh bapak saya Bu.”
“Kenapa tidak ikut lomba murrotal Al-Qur’an saja, kebetulan sekolah diniah di kampung ibu sedang mengadakan perlombaan.”

Riska pun berpikir keras tentang tawaran ibu-ibu tadi. Setelah ia tahu ternyata mengikuti lomba seperti itu membutuhkan biaya pendaftaran yang menurut gadis sekecil itu cukup besar. Hanya Rp. 20.000 saja memang, tapi ia tidak mungkin meminta pada bapaknya. Untuk biaya pengobatan kakanya saja bapaknya itu harus mencari pekerjaan dan pinjaman kesana kemari.
“Hadiahnya lumayan, untuk juara 1 sebesar Rp. 250.000 lumayan untuk bantu-bantu biaya pengobatan kakakmu.”

Kata-kata seseorang di puskesmas itu terus terngiang dalam benak Riska.
“Aku harus bisa mencari uang pendaftaran itu, harus!”
Dengan semangat dan tekad yang tinggi Riska berusaha mencari uang. Dia mencoba jualan gorengan bibi warung dekat rumah ke sekolah dan keliling kampung. Dia juga menjadi tukang cuci di kampung setempatnya hingga terkumpul uang sebanyak Rp. 15.000 sedang batas waktu pendaftarannya itu tinggal sehari lagi.

Dalam hening, Riska terus gelisah, dia terus memikirkan bagaimana cara menutupi kekurangan biaya pendafaran tersebut.
“Yaa Allah aku ingin mengikuti perlombaan itu, berilah aku Rp. 5000 lagi saja Yaa Allah, umurku terlalu kecil untuk mengerjakan pekerjaan berat. Semua orang mencibirku. Tapi aku tidak mau menjadi seorang pengemis, aku akan terus berjuang dengan kemampuanku. Aku mohon, beri aku jalan, jalan yang Engkau ridhoi Yaa Allah..”

Dalam hati Riska memanjatkan doa di sholat malamnya, disamping sang kakak yang tak sadarkan diri.
“Mamah...boleh aku minta uang Rp. 5000 mah?” Dia terus mencari cara sambil tiba-tiba teringat akan ibunya, sebagaimana polosnya anak berusia 10 tahun yang masih butuh sekali perhatian sang ibu.

Lama sekali bapaknya tak kunjung datang, kakaknya semakin parah karena tak mendapatkan perawatan intensif. Bahkan Riska mendapat cibiran dari perawat puskesmas.
“Mana bapakmu? Sudah berapa lama dia meninggalkanmu? Dia tidak peduli apa dengan kakakmu? Kakakmu ini sudah sakharotul maut tapi bapakmu tak juga menyelesaikan proses administrasinya, mana bisa kita melakukan perawatan tanpa biaya??”
“Bapak sedang mencari uang Bu”
“Halaaah jangan-jangan dia kabur lagi lepas tanggung jawab, sudah tak menganggap kalian sebagai anaknya lagi!”
“Astagfirullahal’adzim Bu, bapak saya tidak seperti itu.....”
Mendadak Riska menghentikan kata-katanya. Dia teringat selalu pesan ibunya, bahwa akan ada banyak orang yang membuat hati kita sesak dengan prasangka buruk, maka jangan biarkan kita terhanyut didalamnya, karena sesungguhnya diam adalah emas.

Akhirnya sosok yang ditungu-tunggu pun datang. Bapaknya pulang membawa hasil. Sang kakak pun kini mulai mendapatkan perawatan. Riska ragu ingin meminta uang pada bapaknya. Tapi lagi-lagi seorang bapak mampu membaca pikiran anaknya.
“Ada apa nak? Ada sesuatu yang ingin kau sampaikan pada bapak?”
“Emmm...ti..tidak kok pak.”
“Ayo bilang saja pada Bapak ada apa?”
“Emm...boleh Riska minta uang Rp. 5000 pak?”
“Buat apa?”
“Riska ingin ikut lomba murrotal Al-Qur’an pak, dan itu ada uang pendaftaraanya. Kalau Riska juara 1, hadiahnya lumayan Rp. 250.000 bisa untuk membantu pengobatan kakak pak.”

Bapaknya pun tercengang mendengar perkataan putri kecilnya itu. Dan akhirnya Riska mampu mengikuti lomba itu. Sebelum tampil di panggung dia berucap dengan lirih,
“Kakak, aku akan berusaha untuk menang, akan ku persembahkan semuanya untukmu, bertahanlah kak, Bismillah.....”
Belum selesai gadis itu melantunkan ayat-ayat Allah dengan indahnya. Sang bapak datang dengan mata berkaca-kaca. Tanpa sadar mata Riska tiba-tiba langsung terarah pada bapaknya. Dia berhenti sejenak lalu melanjutkan lagi sambil meneteskan air mata, sehingga suaranya agak sedikit parau.

Ketika sudah turun pangung, dia berharap tidak ada hal buruk yang terjadi. Dia hanya diam menatap bapaknya yang tak berkata-kata, dia tak berani memulai pembicaraaan dengan bapaknya itu. Sampai tiba saatnya pengumuman juara. Tiba-tiba bapaknya mengeluarkan kata-kata..
“Riska, kakakmu...”
Perkataan itu terpotong sejenak karena Riska fokus mendengar pengumuman pemenang, ternyata sampai juara tiga pun nama Riska tak kunjung disebutkan.

Hingga bapaknya kembali melanjutkan kata-katanya,
“Kakakmu telah menyusul ibu nak..”

Rasa sedih, hancur, kecewa, bercampur jadi satu. Semua perjuangan yang telah dilakukan seakan tidak membuahkan hasil sama sekali, bagaikan pohon yang daunnya jatuh dan tak berbuah. Semua yang dari awal dipertaruhkan untuk sesuatu yang akan dipersembahkan dalam hal kebaikan, ternyata tak membuahkan hasil. Setiap keringat yang bercucuran, air mata yang mengalir tak tertahankan, usaha yang benar-benar menguras tenaga, doa yang terus dipanjatkan setiap saat, kita tak pernah tahu semua akan dibalas tepat waktu seperti apa yang kita inginkan. Tapi semua akan terjawab dan terbalas pada waktu yang tepat. Hidup ini memang kejam, bila kita berpikir segalanya akan sia-sia.
“Riska, putri bapak yang paling tangguh, jangan pernah menyalahkan siapa-siapa ya nak, semua sudah kehendak Allah. Riska harus sabar dan ikhlas. Maafkan Bapak yang belum mampu membahagiakan Riska. Tapi Bapak tahu, Riska anak yang cerdas, sholehah, dan tak akan pernah meninggalkan perintah Allah. Riska mampu berdiri setegar ini karena Allah, Dia tidak akan menguji seorang hamba diluar kemampuannya. Ingat, bukan kesabaran namanya jika masih mempunyai batas, dan bukan keikhlasan namanya jika masih merasakan sakit.”

Mereka pun berpelukan dalam tangis.